Sabtu, 21 Maret 2015

Pengaruh Musik Pada Masyarakat Di Era Globalisasi

Di era globalisasi kini semua hal
berkembang pesat, baik dari sisi teknologi
sampai ke sisi modis dan lain-lain. Negara ini yang notabenenya adalah sebuah Negara yang berstatus Negara berkembang seolah-olah sangat mudah dipengaruhi oleh pengaruh globalisasi tersebut.
Di luar sana, banyak Negara-negara
maju yang kini seakan-akan adalah pusat dari era globalisasi. Kita sebagai Negara timur hanya bisa mengikuti dan mengikuti hal-hal apa saja yang kini sedang “gaul”.
Mari kita ambil sampel yang mudah
saja, misalnya dapat kita bahas tentang musik zaman kini. Seperti yang kita semua tahu, banyak sekali jenis-jenis dari musik di dunia ini misalnya ada musik pop, jazz, reggae, rock, r and b, dan semacamnya. Di Indonesia sendiri pun memiliki musik yang sangat khas, yaitu musik dangdut, tarling, pop melayu , dan semacamnya.
Siapa orang-orang Indonesia yang
tidak tahu akan musik dangdut? Ya harus
diakui, musik itu telah dianggap telah
mendarah daging ke orang-orang dalam
negeri. Kita bisa lihat contoh mudahnya,
misalnya jika kita pergi ke acara suatu
pernikahan atau semacamnya pasti yang akan di dengar adalah dangdut, itu sudah pasti. Orangtua kita pun pasti tahu musik itu, karena itu telah dianggap melegenda di dalam negeri.
Selanjutnya kita akan bahas jenis
musik pop yang ada di Indonesia. Untuk para remaja atau abg pasti lebih melekat dengan musik ini. Harus diakui, mereka lebih suka musik pop dibandingkan dengan dangdut. Bagusnya, terkadang banyak remaja Indonesia yang mencintai musik dangdut yang melegenda
itu.
Dari tahun ke tahun, banyak band-
band atau penyanyi-penyanyi yang masuk
chart musik dalam negeri. Berbeda dengan
sebelumnya yang sedikit diisi oleh band-band ataupun penyanyi-penyanyinya. Bisa dibilang itu menambah variasi-variasi permusikan di Indonesia.
Namun sisi negatifnya hal tersebut
dapat menurunkan citra permusikan di
Indonesia. Kenapa? Ya jelas, karena banyak
sekali pendatang baru yang muncul. Lebih
mirisnya lagi, jika mereka memperkenalkan
lagu-lagu mereka yang tidak semestinya
diperkenalkan ke publik.
Mari kita lihat dahulu dalam
masyarakatnya itu sendiri. Di Indonesia yang kini sedang mengglobalisasi cukup pesat, dapat mempermudah untuk mengakses sebuah keperluan atau hal lainnya dengan cepat dan tidak terbelit-belit. Misal kita sedang berada di jalan, coba tengok anak-anak kecil berkisar SD sampai SMP yang kini memiliki “pegangan” handphone yang canggih dan semacamnya, bahkan anak-anak TKpun bisa
melakukan hal yang serupa. Yang mereka dapatkan mengenai hal tadi dalam permusikan kini adalah hanya mengikuti mode yang terbilang popular saat ini. Sedikit dari masyarakat tersebut yang
dapat mengetahui itu adalah hal yang
berdampak positif atau sebaliknya.
Mungkin bisa jadi, kalau masyarakat
yang tidak tahu-menahu permusikan di
Indonesia kini. Akhir-akhir ini banyak
pendatang baru yang mengadopsi dari luar
atau bisa dibilang dengan copy-paste , hanya saja diubah lirik lagunya dan semacamnya. Ada lagi yang kini banyak mengikuti trend-trend yang ada sekarang. Itu semua membuat citra
musik dalam negeri semakin lama semakin
menurun. Mari kita flashback, dahulu boleh
dibilang lagu-lagunya enak didengar, liriknya yang sangat Indonesia dan semacamnya. Berbeda dengan saat ini, yang lagu-lagunya terbilang asal-asalan dan tidak berbobot. Banyak sekali yang hanya bermodal muka atau
yang lainnya, bukan modal suara atau bobot lagu itu sendiri. Atau yang lebih parahnya lagi, hanya bermodal beberapa lagu yang sederhana dan beberapa bulan setelahnya mereka menghilang.
Hal lainnya juga, karena pengaruh globalisasi banyak sekali lagu-lagu luar negeri yang masuk bebas ke masyarakat Indonesia, mereka akan berfikir bahwa lagu-lagu sana lebih bagus dan lebih keren dibandingkan dengan music tanah air itu sendiri. Terkadang juga itu berdampak
pada anak-anak kecil sendiri karena itu,
banyak anak-anak yang hafal oleh lirik lagu- lagu mereka yang bermodal muka dan lirik yang simpel. Lebih hebatnya lagi, belum tentu mereka hafal dengan lagu-lagu anak-anak kecil ataupun lagu nasional.
Ketika kita menanyakan kepada
mereka, “Kamu hafal ga lagu-lagu dari band *?”. Dengan bangga mereka jawab, “Hafal dooong!”. Saat ditanya hafal atau tidaknya lagu-lagu anak kecil ataupun lagu nasional,
kadang mereka menanyakan kembali bagaimana lagunya. Apalagi untuk anak-anak yang terbilang di masa emas mereka, yang kurang lebih sekitar umur 1-5 tahun, sesungguhnya musik-musik yang didengar itu sangat berpengaruh pada anak-anak tersebut. Misalnya saja di saat masa emasnya, anak-anak malah mendengar musik-musik yang beralunan keras, itu dapat memberikan dampak yang kurang baik. Karena itu biasanya dapat membuat tempramental mereka mengalir seperti alunan yang didengarkannya. Contohnya bisa membuat mereka menjadi lebih emosional, dalam artian mudah marah, cara
bergaul anak-anak dengan yang lainnya menjadi kurang baik dan bisa saja menjadi anak dengan pribadi yang keras juga.
Sebaliknya, jika anak-anak mendengar musik-musik beralunan halus dan
lembut, memberikan dampak yang baik untuk mereka. Juga dapat membuat tempramentalnya menjadi lembut juga. Misalnya saja anak tersebut dapat menjadi anak yang mudah diatur, dan yang jelas cara bergaul dengan yang lainnya pun menjadi baik. Di mulai dari ruang lingkup
terkecil, di rumah, seharusnya orangtua
membimbing anak-anaknya walaupun terkadang itu menjadi suatu hal yang disepelekan orang- orang . Terkadang karena dari hal kecil itu lah dapat berdampak pada anak-anak itu sendiri, seperti kurangnya waktu untuk mereka dan lain-lain. Dan juga di luar rumah
harus juga dibimbing agar anak-anak
selayaknya mereka bagaimana.
Selanjutnya oleh produsen
permusikan di Indonesia. Dahulu memang band- band atau penyanyi namun memiliki kualitas yang terbilang bagus, tidak dengan sekarang. Akhir-akhir ini bermunculan secara drastis ke permusikan Indonesia, yang hanya bermodal
muka dan lirik yang sederhana namun tidak berbobot. Belum lama ini, dihebohkan dengan yang namanya boyband dan girlband yang mendunia hingga sampai ke Indonesia. Hal itu membuatnya menjadi lebih buruk lagi, karena seperti yang sebelumnya, kualitasnya hampir nol besar. Dengan hadirnya mereka, membuat
musik di Indonesia menjadi inconsistent. Musik Indonesia yang notabenenya adalah musik dangdut dan pop melayu kini secara perlahan-lahan memudar dimakan oleh waktu. Kesimpulan yang dapat diambil dari
artikel ini adalah di era kini boleh saja kita mengikuti perkembangan zaman yang tiada habisnya, namun di dalam negeri tetap harus dijaga konsistennya dalam hal permusikan di Indonesia. Karena dapat mempengaruhi masyarakat seperti pada bacaan artikel ini.
Sang produsen permusikan Indonesia
seharusnya tidak asal untuk meloloskan
pendatang baru, harus lebih selektif dalam
memilih para pendatang baru yang masuk ke permusikan di Indonesia. Masyarakat sendiri pun harus lebih teliti dalam hal memilih, dan juga harus mencintai produk-produk lokal.

Sumber: http://www.adeunderscore.blogspot.in/2012/11/pengaruh-musik-pada-masyarakat-di-era.html?m=0

Globalisasi dan Penyuluhannya dalam Kehidupan Dimasyarakat

Globalisasi ditandai dengan perkembangan
teknologi komunikasi, informasi, dan
transportasi. Oleh karena itu, globalisasi
telah membawa perubahan perilaku
terhadap kehidupan masyarakat, baik di
bidang politik, ekonomi, sosial maupun
budaya.

1. Perubahan Perilaku Masyarakat
Globalisasi telah membawa pengaruh yang
luas terutama perubahan perilaku
masyarakat dalam berbagai hal. Misalnya,
gaya hidup, perjalanan, komunikasi, makanan,
pakaian, nilai-nilai, dan tradisi.

a. Gaya Hidup
Arus globalisasi juga berdampak pada gaya
hidup, baik itu dampak negatif maupun
positif. Arus globalisasi berdampak negatif
pada masyarakat, misalnya gaya masyarakat sehari-hari cenderung bergaya hidup mewah. Dengan melihat tayangan-tayangan
sinetron, telenovela yang ada di TV
membuat orang tidak menyesuaikan dengan pendapatan rumah tangganya. Namun juga berdampak positif, misalnya orang sekarang sangat menghargai waktu. Kamu tentu sering mendengar ungkapan yang berbunyi time is money. Ungkapan itu secara mudah berarti waktu adalah uang. Menghargai waktu sangat penting. Begitu pentingnya waktu, mereka menyamakan waktu dengan uang. Jadi waktu adalah sesuatu yang sangat berharga. Oleh karena itu, banyak di kalangan kita yang menghargai waktu.
Nah termasuk kamu, apakah kamu juga
memanfaatkan waktu itu dengan baik.
Misalnya waktu sekolah, waktu bermain,
waktu belajar, dan sebagainya.

b. Transportasi
Bagi masyarakat sekarang, menempuh jarak yang jauh tidaklah menjadi kendala.
Berbagai sarana angkutan sudah tersedia
dari yang sederhana sampai yang canggih.
Di era globalisasi ini, pergerakan orang dan
barang makin cepat dan mudah. Teknologi
transportasi yang berkembang dengan
pesat memberikan pelayanan prima. Inilah
dampak positif dari arus globalisasi di
bidang transportasi. Transportasi darat,
seperti bus, kereta api, dan sebagainya.
Sedangkan transportasi udara, yakni
pesawat terbang memungkinkan perjalanan
jarak jauh dengan waktu tempuh yang
singkat.
Dampak negatifnya, tingginya kemajuan di
bidang transportasi mengakibatkan
padatnya arus lalu lintas. Dengan banyak
perjalanan yang dilakukan oleh berbagai
alat transportasi, mengakibatkan
pencemaran udara yang diakibatkan oleh
udara kotor dari knalpot.

c. Komunikasi
Di era global ini, komunikasi merupakan
sesuatu hal yang sangat penting. Komunikasi tidak mengenal waktu dan tempat. Kita bisa berkomunikasi dengan orang lain kapan saja dan di mana saja. Komunikasi ini cenderung mengurangi pertemuan orang per orang, kelompok keluarga dengan kelompok keluarga lain. Mereka mengandalkan pertemuan dengan melalui telepon atau HP. Pesawat telepon seluler/HP ini dapat dibawa ke mana saja. Karena kecilnya, sehingga orang dapat berkomunikasi kapan saja meskipun sedang bepergian.
Pemakaian HP dalam era globalisasi juga
berdampak positif dan negatif. Dampaknya
positif dengan cepat di mana saja dan
kapan saja, kita bisa berkomunikasi dengan keluarga, teman, kenalan, hubungan bisnis dan siapa saja dengan cepat. Dampak
negatifnya, misalnya menjadi pemborosan,
jika hanya digunakan untuk hal-hal yang
kurang bermanfaat. Di samping itu, HP juga
berdampak mengurangi silaturahmi
(kunjungan antarkeluarga), sebab cukup
dengan kirim SMS atau telepon saja.

d. Pakaian
Arus globalisasi juga berdampak pada jenis
dan model pakaian. Dengan arus globalisasi,
pakaian dengan mode yang sama dipakai
oleh orang di berbagai belahan dunia.
Contohnya adalah celana jeans. Celana jeans
sudah mengglobal. Dalam kehidupan sehari-
hari, di mana saja baik itu laki-laki atau
pun perempuan sudah terbiasa memakai
celana jeans. Padahal dulunya, jenis celana ini hanya digunakan oleh orang-orang
tertentu dan di tempat-tempat tertentu.
Begitu juga dengan baju kaos, yang lazim
disebut T-Shirt. Jenis pakaian ini sudah
menjadi pakaian yang biasa dan dapat
ditemukan di mana saja. Apakah perubahan
orang memakai pakaian akibat globalisasi
telah berdampak positif atau negatif?
Jenis pakaian di luar contoh di atas masih
banyak. Misalnya, orang meniru pakaian yang sedang ”ngetren” saat itu. Kalau di TV yang sedang ”ngetren” pakaian mini maka banyak masyarakat berpakaian mini. Atau pakaian yang sedang ramai di kalangan remaja yaitu pakaian yang seharusnya anggota badan itu tertutup. Jenis pakaian ini tidak sesuai dengan norma-norma yang berlaku dalam masyarakat kita, jelas ini akan berdampak negatif. Akan tetapi dari jenis pakaian, arus globalisasi juga berdampak positif.
Kini, kita dapat dengan mudah
mendapatkan berbagai jenis, baik itu
model, bahan atau kualitas dan sebagainya.

e. Makanan
Masyarakat Indonesia yang ada di kota-
kota besar banyak yang mengkonsumsi
makanan yang sebenarnya berasal dari
negara lain seperti ayam goreng (Mc
Donald), pizza, spaghetti, dan hamburger.
Mereka lebih bangga atau menyukai
makanan tersebut daripada makanan khas
Indonesia seperti nasi gudeg, nasi gandul,
nasi pecel dan lain-lain.

f. Nilai-nilai
Sebelum terjadi berbagai kemajuan pesat
akibat pengaruh globalisasi, masyarakat
kita sangat menghargai dan menerapkan
nilainilai dan norma-norma yang berlaku
sebagai masyarakat Timur. Nilai dan norma
yang ditanamkan oleh nenek moyang kita
adalah nilai-nilai dan norma-norma yang
luhur, seperti sopan santun, tata krama,
kerukunan dan sebagainya. Oleh karena itu, kehidupan masyarakat berlangsung secara teratur, alamiah, dan damai.
Setelah terjadi arus globalisasi, nilai-nilai
dan norma-norma yang berlaku mulai
bergeser. Akibat pengaruh teknologi dan
budaya asing, nilai-nilai dalam kehidupan
kemasyarakatan seperti nilai kerukunan,
gotong royong sekarang ini sudah mulai
luntur. Apalagi di kota-kota besar nilai-nilai
semacam ini sudah jarang ditemui. Mereka
hidup dengan sendiri-sendiri. Namun di
pedesaan nilai-nilai seperti itu masih
nampak. Dampak negatifnya, masyarakat
cenderung lebih bersifat individual.

g. Tradisi
Tradisi yang berlangsung di masyarakat
lama kelamaan luntur. Masyarakat sudah
tidak begitu mengikuti tradisi yang ada.
Misalnya tradisi ”tedak siti” bagi bayi yang
mulai berlatih berjalan, yaitu mulai
menempelkan kakinya di tanah. Tradisi ini
berlangsung pada suku Jawa! Sebaliknya,
masyarakat khususnya generasi muda
cenderung menyukai adat dan tradisi asing. Misalnya, lagu pop dari Eropa atau Amerika, lebih disukai daripada lagu daerah atau lagu nasional. Demikian juga pakaian, generasi muda lebih suka memakai pakaian ala barat daripada pakaian tradisional.
Upacara adat pernikahan banyak
dipengaruhi budaya asing. Mereka banyak
yang menyukai pakaian pengantin bergaya
Eropa.

2. Dampak Globalisasi
a. Dampak Positif
Globalisasi membawa dampak positif dan
negatif. Dampak positif dari arus
globalisasi, antara lain :
1) Memperkaya unsur-unsur kebudayaan
Sebagai dampak dari derasnya arus
informasi dan komunikasi telah membuat
makin globalnya nilai-nilai budaya. KFC,
Dunkin Donat yang semula jenis makanan
lokal sekarang menjadi makanan
internasional. Selain itu berjuta-juta orang
di dunia bersama-sama menyaksikan
pertandingan sepak bola melalui media yang
sama yaitu TV. Nilai-nilai budaya yang ada di
tiap-tiap negara dapat dinikmati oleh
negara-negara lain di dunia, sehingga dapat
memperkaya unsur-unsur kebudayaan kita.
2) Meningkatkan ilmu pengetahuan dan
teknologi
Dengan adanya globalisasi maka negara yang
sudah maju dapat terlihat oleh negara lain.
Negara berkembang, seperti Indonesia
yang belum maju dapat terpacu untuk lebih
meningkatkan pada bidang ilmu
pengetahuan dan teknologi. Hal ini dapat
dilihat dengan banyaknya anak-anak suatu
negara untuk belajar ke negara yang sudah
maju dan banyak mendatangkan tenaga-
tenaga ahli dalam pembangunan suatu
negara.
b. Dampak Negatif
Dampak negatif dari arus globalisasi, antara
lain :
1) lunturnya nilai-nilai dan tradisi lama,
2) mempengaruhi tingkah laku yang
cenderung negatif, seperti demo, tawuran
antarpelajar, perampokan dan sebagainya,
3) mempengaruhi gaya hidup menjadi
bergaya hidup mewah, dan
4) semangat belajar anak-anak menurun,
sebab mereka cenderung melihat TV
dengan berbagai acara yang menarik.
3. Sikap Kita terhadap Globalisasi
Globalisasi telah membawa perubahan dalam
kehidupan masyarakat dunia. Tidak ada
sekat yang menghalangi terjadinya
komunikasi antarindividu. Globalisasi juga
telah menyuguhkan banyak informasi yang
berasal dari negara lain. Berbagai macam
informasi mengalir dari satu tempat ke
tempat lain. Banyak hal positif dari
pertukaran arus informasi ini kita dapat.
Namun juga tidak sedikit hal yang negatif
yang terkandung di dalamnya. Demikian juga
lewat televisi kita, banyak disuguhkan film-
film asing. Umumnya kita merasa terhibur
apabila menonton film-film asing, seperti
telenovela. Dengan demikian, kita tidak
kuasa menahan informasi dan pengaruh dari luar.
Bagaimana sikap kita terhadap globalisasi
ini? Globalisasi bisa berdampak positif, bisa
juga berdampak negatif. Kita harus pandai
atau arif menyikapinya. Kita harus pandai-
pandai dalam memilih informasi termasuk
film-film dari luar. Informasi atau film dari
luar yang baik (positif) kita ambil,
sedangkan informasi atau film yang tidak
sesuai dengan kepribadian bangsa kita
(negatif) kita buang.

Google http://www.sprintal-sprintul-ita.blogspot.in/2011/02/dampak-globalisasi-dalam-kehidupan.html?m=1

PROBLEM VOCABULARY AND PREPOSITIONS

The following words are often misused by native english speakers as well as non native speakers. Sometimes the spelling are so similiar tha...